Ulasan Toy Story 4

Ulasan Toy Story 4

Toy Story sepertinya sudah bukan lagi film yang asing untuk kita, khususnya untuk anak – anak generasi 90’an. Banyak yang berpikir Toy Story 3 yang rilis di tahun 2010 merupakan akhir dari perjalanan Woody dan kawan – kawannya. Ternyata masih ada Toy Story 4 yang membawa kisah baru dan konsep yang tidak terbayangkan sebelumnya.

Di Toy Story 4 ini, tetap mengisahkan Woody dan teman – temannya, namun dengan sudut pandang berbeda. Sebelumnya Woody selalu yakin kalau keberadaan dia di dunia ini untuk memastikan kebahagiaan pemiliknya. Dulu ia merupakan milik Andi, kini ia sudah menjadi milik Bonnie.

Suatu ketika, Bonnie yang baru memulai sekolah membawa pulang mainan baru yang diciptakannya dari sampah. Ia memberi nama mainan itu Forky.

Woody yang mengetahui kalau Forky membantu Bonnie untuk merasa senang di sekolah mencoba untuk menghalangi Forky yang selalu ingin membuang diri karena menganggap dirinya merupakan sampah.

Saat Bonnie dan keluarganya sedang berlibur, terdapat suatu kejadian yang membuat Woody dan Forky harus terpisah dari yang lain. Ini membuat mereka berdua melalui perjalanan jauh dan petualangan baru yang akhirnya mempertemukan Woody dengan teman lamanya yang hilang, Bo Peep.

Film ini mengajarkan tentang pada setiap akhir, maka nantinya akan menjadi awal dari kisah yang baru.

Di sini Bo Peep sudah bukan merupakan mainan dari adik Andi, ia disumbangkan, namun akhirnya ia memilih untuk menjadi mainan yang bebas.

Dulu ketika ia merupakan mainan Andi, ia selalu di spesialkan. Sedangkan saat ia menjadi mainan Bonnie, gadis cilik itu seakan tidak menganggapnya. Tapi itu tidak membuat Woody kesal dengan Bonnie, ia tetap berusaha membuat gadis kecil itu bahagia.

Bahkan ia berusaha untuk menjaga Forky meski kesal pada mainan buatan Bonnie itu, karena jika Forky hilang khawatir Bonnie akan bersedih.

Selain menghibur dengan tingkah lucu mainan yang ada di film ini, ada juga sisi horor yang membuat penonton tegang ketika menontonnya.

Yaitu ketika berada di toko mainan antik dan bertemu dengan mainan bernama Benson yang karakternya mirip dengan Slappy di film Goosebumps. Itu memberikan warna tersendiri di film Toy Story 4 ini.

Mengenai adegan sedih, sepertinya tidak ada seri Toy Story yang dapat menyaingi adegan di Toy Story 3 ketika Andi mencoba merelakan mainan – mainannya untuk Bonnie.

Kalau melihat kembali karakter mainan yang sudah ada sejak tahun 995 ini, mereka tetap tampil sama menyenangkannya dengan film – film sebelumnya.

Yang membuat beda adalah pada film ini Buzz tidak lagi menjadi pemeran utama kedua, namun ia tetap menjadi sahabat terbaik Woody.

Vvisual dari film ini bisa membuat mata kita nyaman memandanginya. Film yang digarap puluhan bulan ini menghasilkan animasi yang tampak nyata, bahkan para pemainnya tampak benar – benar hidup di dunia nyata.

Warna – warna yang ada akan menyesuaikan dengan mood. Seperti ketika Woody dan Forky berjalan kembali menuju Bonnie, di situ adalah momen yang cukup sendu, maka warna yang di tampilkan agak kelabu.

Lagu – lagu yang sudah ada sejak film pertamanya masih bisa kita dengarkan dan tetap eksis, sehingga bisa membuat kita merasakan nostalgia.

Ketika menyaksikan film ini, jangan terlalu berespektasi pada konflik yang ada, karena memang dasarnya merupakan film untuk anak – anak. Sebaiknya nikmati saja filmnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *