Review Film Dumbo, Kisah Fantasy Disney.

Review Film Dumbo, Kisah Fantasy Disney.

Pernahkah kamu melihat animasi Dumbo? Seekor gajar dengan kuping besar dan mampu terbang dengan menggunakan kedua kupingnya tersebut. Disney bekerja sama dengan sutradara film animasi tenama, Tom Burton, untuk bisa mempersembahkan versi live-action dari Dumbo.

Film ini tidak hanya akan berfokus kepada kisah dari seekor gajah kecil ajaib bisa terbang ini, namun juga memiliki fokus pada karakter manusia yang juga menjadi pusat cerita.

Jika dilihat secara keseluruhan, film ini mengisahkan mengenai seorang pemilik sirkus yang bernama Max Medici, ia memperkerjakan Holt Farrier, seorang veteran tentara yang telah kehilangan satu tangannya di medan perang. Pekerjaannya adalah dengan mengasuh seekor anak gajah yang baru saja lahir.

Anak gajah ini tampak berbeda jika dibandingkan dengan gajak lainnya. Kuping gajak memang lebar, namun tidak selebar anak gajah satu ini. Karena telinganya, anak gajah ini kerap dijadikan bahan ejekan.

Hingga suatu ketika saat kedua anak Farrier sedang berada di kandang gajah, tidak sengaja gajah ini bersin karena sehelai bulu dan ia terbang karenanya.

Pada suatu ketika, tempat sirkus milik Medici ini mengalami keterpurukan. Lalu datang seorang pengusaha dari tempat sirkus yang besar terletak di pusat kota bernama Vandervere, ia berencana untuk memanfaatkan kemampuan terbang Dumbo. Ia juga mengiming – imingi sebuah keuntungan yang diyakininya bisa menyelamatkan sirkus miliki Medici.

Namun ternyata dibalik dari segala gemerlap dan juga mewahnya sirkus besar itu, mereka memiliki rahasia yang jarang dan tidak diketahui oleh banyak orang.

Ini didasari oleh kerserakahan dan juga keegoisan manusia. Dikisahkan manusia yang melakukan berbagai macam cara untuk bisa mendapatkan keuntungan yang dimanfaatkan untuk pribadi. Dumbo digambarkan sebagai karakter yang menjadi korban atas keserakahan manusia.

Memang kalau diperhatikan film ini memiliki pesan moral yang dapat dikatakan monohok manusia namun dikemas sebagai film anak. Dikisahkan juga bagaimana bisa Dumbo nantinya belajar untuk terbang. Gajah ini sendiri memiliki motivasi untuk bisa terbang, karena ia dijanjikan untuk bisa bertemu dengan ibunya yang sudah telebih dahulu dikurung menjadi seekor gajah penghibur di sirkus besar Vandevere itu.

Meski disini kisahnya lebih berfokus pada manusianya, mata penonton tetap tidak bisa dibohongi untuk tidak memperhatikan kegemasan Dumbo. Ekspresi dan tingkah laku Dumbo tak jarang membuat gemas dan juga membuat penonton ikut mengharu biru karenanya.

Holt Farrier dengan kedua anaknya juga terasa kurang jika dibandingkan dengan Dumbo. Mungkin karena dirasa orang tua dan anak ini dirasa kurang memiki ikatan yang kuat. Entah itu karena memang kedua anak ini yang sudah terpisah cukup lama dengan sang ayah sehingga digambarkan begitu, atau memang akting mereka kurang meyakinkan.

Dalam film ini juga tokoh protagonis dan antagonis masih tampak tanggung, ada kalanya kita tidak menyukai 1 tokoh namun ada kala lainnya kita merasa ia tidak sejahat itu.

Meski film ini memiliki ending yang sudah dapat diprediksi, tapi pihak produksi masih menyelipkan beberapa adegan yang menarik penontonnya. Jadi penonton tidak akan bosan saat menyaksikannya.

Untuk ditonton bersama keluarga, film ini sangatlah cocok. Selain itu film ini dikatakan sebagai sebuah film dengan paket komplit yang Disney miliki.

Jadi bagaimana, apakah kamu tertarik untuk menyaksikan fil live-action dari Disney satu ini? Semoga kamu terbantu dengan review ini dan tertaik untuk menyaksikan Dumbo. Selamat menonton!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *