Review Film : Coco

Coco, sebuah film yang penuh dengan hal tidak terduga di dalamnya. Bukan merupakan film sekuel, tapi saat debut penayangannya film ini berhasil menarik banyak perhatian dengan kisahnya yang dianggap unik dan berbeda dari yang lain. Apalagi bukan Disney dan Pixar namanya jika tidak memberikan sajian animasi yang penuh dengan makna.

Film ini sendiri disutradarai oleh Lee Unkrinch yang turut menjadi penulis naskah. Unkrinch sendiri merupakan sosok dibalik layar yang dikenal tidak akan bermain – main dalam menggarap filmnya. Hal ini bisa dibuktikan dengan larisnya film – film seperti Finding Nemo, Toy Story 3, dan Monster, Inc. Ia juga selalu memberikan kejutan tidak terduga di filmnya. Hal itu ia kembali tunjukkan pada film Coco ini.

Kisah dari film Coco ini sangat kental dengan budaya suatu daerah, bahkan hal ini langsung dapat kita lihat dari cuplikan trailer film Coco.

Dikisahkan seorang anak laki – laki bernama Miguel yang memiliki keinginan kuat untuk bermusik. Apalagi ia memiliki seorang inspirasi dalam bermusik bernama Ernesto de la Crus, seorang penyanyi legendaris yang sangat ia idolakan. Miguel juga merasa kalau ia memiliki beberapa kemiripan dengan idolanya tersebut dan terkadang mencoba untuk meniru idolanya tersebut.

Namun keinginannya tersebut terhalangi oleh keluarganya yang melarang keras dirinya untuk bermusik. Hal itu membuat Miguel melakukan kegiatan bermusiknya secara diam – diam.

Pada suatu ketika Miguel mencoba peruntungannya dengan mengikuti lomba musik, hanya saja gitarnya rusak. Itu tidak menghalanginya dan malah mencoba untuk mengambil gitar miliki Ernesto de la Crus, orang yang kala itu ia percayai merupakan kakek buyutnya.

Namun kemalangan terjadi, saat hendak kembali setelah mengambil gitar tersebut, malah hal itu membuatnya memasuki dunia arwah atau tanah kematian.

Film ini sangat lekat dengan budaya meksiko dengan mengangkat tradisi Dia de Muertos. Tradisi ini merupakan dimana merayakan mereka mengingat dan juga mengenang kembali anggota keluarga yang telah berpulang. Terdapat satu tuntutan yang ada di dalam film ini, yaitu mereka harus dapat menjaga keaslian dari budaya.

Bahkan untuk menjaga keakuratannya, Disney melakukan kunjungan penelitian ke Meksiko. Pixar Animation juga melakukan kolaborasi dengan tim konsultan budaya. Hal ini mereka lakukan agar semakin dapat menghidupkan cerita juga mempertimbangkan seluruh dari detail.

Selain itu mereka turut mengunjungi pasar, museum, gereja, plaza, sampai ke kuburan yang ada di meksiko agar muncul inspirasi untuk membuat film ini. Jadi jangan heran kalau pengerjaan film ini tidak sebentar.

Ketika menyaksikan film ini, pasti penonton akan terpukau dengan apa yang mereka lihat. Apalagi pengerjaan animasinya tidaklah main – main. Terdapat 3 sineas utama yang mengerjakan film ini, yaitu Unkrinch sebagai sutradaranya, Adrian Molena sebagai asisten dari sutradara, dan juga ada Darla K. Anderson sebagai produser. Mereka mengerjakan film ini dengan totalitas yang mendalam.

Bahkan Unkrinch mengatakan ia sangat bangga dengan filmnya yang satu ini. Hal ini karena ia sudah lama untuk mengerjakan Coco. Bahkan ia juga melibatkan anggota yang berasal dari komunitas lainnya dalam pembuatan film tersebut.

Audio yang tedapat dari film ini juga dapat membuat kita ikut tertarik mengikuti alunannya. Apalagi film yang bergenre musical ini memiliki banyak lagu yang akan langsung dapat telinga kamu terima dengan baik dan membuatnya ingin terus menerus mendengarkannya.

Jadi jangan lewatkan tontonan keluarga yang satu ini yaa!!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *